Bupati Anas saat memetik buah jeruk di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Kamis (22/9)

Produktivitas Terus Meningkat, Banyuwangi Jadi Pilot Project Sentra Jeruk Nasional

Bangorejo – Selain dikenal sebagai daerah produsen buah naga, manggis dan durian. Kabupaten Banyuwangi juga terkenal sebagai penghasil buah jeruk terbesar di Jawa Timur. Jeruk khas kota gandrung ini sudah sejak lama telah menembus pasar nasional. Mulai dari Bali, Surabaya, Jogjakarta, Jakarta, Kalimantan hingga kota Medan.

Lantaran buah jeruk Banyuwangi menjadi salah satu komoditas hortikultura andalan, Kementerian Pertanian akan menjadikan Banyuwangi sebagai pilot project. Agar kedepan sektor hortikultura jeruk di Banyuwangi semakin cepat berkembang.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, dengan dijadikannya pilot project sentra jeruk Nasional di Banyuwangi, para petani sangat diuntungkan, sebab mereka bisa mendapat pendampingan dan pelatihan pengembangan komoditas jeruk dari pembibitan, budidaya (on-farm) sampai pascapanen (off-farm), bahkan agrowisatanya.

“Inovasi teknologi pertanian akan cepat masuk ke Banyuwangi, sehingga Banyuwangi akan lebih unggul dari daerah lainnya,” kata Anas saat panen bersama petani jeruk di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Kamis (22/9).

Dalam kesempatan itu, Bupati Anas juga menyerahkan bantuan berupa 13.250 bibit jeruk, 8 pompa, 12 power sprayer, 58.750 ton pupuk organik, 8,75 ton pupuk NPK, kepada petani jeruk di daerah tersebut.

imgt04201Sementara menurut Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan kabupaten Banyuwangi, Ikrori Hudanto, buah jeruk merupakan hortikultura paling tinggi produksinya di Banyuwangi. Pada 2015, Banyuwangi mampu menghasilkan 354.685 ton jeruk dengan luas lahan panen 12.804 hektare. Produksi itu meningkat dibandingkan pada tahun 2011 yang masih berkisar 103.268 ton dengan luas panen 10.727 hektare.

“Secara luasan panen dari tahun 2011 ke 2015 naik 19%. Namun, secara produktivitas naik 61 persen dari 17,2 ton per hektare menjadi 27,7 ton per hektare. Sehingga hasil produksinya juga naik drastis sebesar 243 persen dalam lima tahun sejak 2011 atau rata-rata 48,6 persen per tahun,” pungkasnya.

Rizki Restiawan

About Rizki Restiawan

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *