Agrowisata Petik Jeruk Ada di Banyuwangi

Banyuwangi – Menandai dimulainya agrowisata petik jeruk di Desa Temurejo, Bupati Abdullah Azwar Anas melakukan petik jeruk bersama di lahan kebun jeruk Desa Temurejo, Kamis (22/9).

Agrowisata hortikultura ini akan menjadi rasa baru dan alternatif wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke kabupaten sunrise of java ini. Wisatawan akan merasakan sensasi memetik buah jeruk langsung di kebun jeruk.

Agrowisata di Banyuwangi saat ini mulai tumbuh. Contohnya di Kecamatan Bangorejo ini, selain terdapat wisata petik jeruk juga ada petik buah naga. Di sisi Utara Banyuwangi, tepatnya di Desa Gombengsari Kecamatan Kalipuro juga tengah dikembangkan wisata kembang kopi. Desa Gombengsari terhampar 850 hektar lahan perkebunan kopi rakyat.

“Desa Temurejo ini, sudah menjadi kawasan atau sentra jeruk dimana 95 persen areal pertaniannya merupakan kebun jeruk. Sedangkan sisanya untuk buah naga. Bahkan Desa Temurejo juga dijadikan pilot project sentra jeruk nasional oleh Kementerian Pertanian,” tutur Anas.

“Kami sudah mensosialisasikan kepada para petani jeruk untuk ikut menyukseskan program ini untuk memberi nilai tambah secara ekonomi bagi desa dan petani itu sendiri.  Untuk mendukung agrowisata Kami juga sudah meminta kepada pemilik kebun untuk membangun pondok pondok di tengah kebun untuk tempat istirahat para wisatawan,” ujarnya

Fuad melanjutkan, beberapa agen travel sudah meminta pihaknya untuk bekerja sama menjadikan Desa Temurejo sebagai bagian dari paket wisata. Wisata Petik buah jeruk menjadi salah satu atraksi wisata yg dipaketkan dengan destinasi wisata dari Pulau Merah ke gunung Ijen atau sebaliknya.

Nantinya wisata petik jeruk akan memanfaatkan kebun kebun jeruk milik warga di semua dusun di Desa Temurejo terutama yang mudah akses jalan masuknya, karena sebagian kebun juga ada yang terletak di perbukitan.

Dari hasil kebunnya ini, Murkani mengaku sudah bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Dari satu hektar lahan yang dimilikinya dia bisa mendapatkan hasil panen Rp 300 juta pertahun.

“Mulai dari pendidikan anak, sandang pangan hingga memiliki kendaraan sudah terpenuhi dari kebun jeruk ini. Saya tambah senang kalo jadi agrowisata, selain dapet hasil panen juga dapat tambahan dari agrowisata ini,” ujar Murkani.

Data Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Banyuwangi menunjukkan produksi jeruk Banyuwangi terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2011, produksi jeruk masih berkisar 103.268 ton dengan luas panen 10.727 hektare. Produktivitasnya waktu itu mencapai 17,2 ton per hektare. Pada 2015, produksinya melesat menjadi 354.685 ton dengan luas panen 12.804 hektare. Produktivitasnya naik pesat menjadi 27,7 ton per hektare.

Rizki Restiawan

About Rizki Restiawan

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *