Pihak Kepolisian dari Polsek Glagah saat melakukan olah tempat kejadian perkara penemuan jenazah di saluran air kawasan Glagah. Rabu (11/07)

Misteri Jenazah Mengapung di Muara Sungai Glagah Akhirnya Terkuak

Radiobintangtenggara.com, GLAGAH – Seorang nenek bernama Saiyah (70) ditemukan meninggal dunia di kawasan Dusun Krajan, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Kuat dugaan korban terpeleset dan jatuh ke sungai.

Jenazah warga asal Dusun Salakan, RT 02 RW 02, Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, itu ditemukan di sungai Rabu, 12 Juli 2017 sekitar pukul 07.30 WIB.

Menurut Kapolsek Glagah, AKP Ibnu Mas’ud, korban terpeleset hingga jatuh ke dalam sungai diduga akibat riwayat penyakit pikun yang diderita.

Mas’ud menambahkan Korban pertama kali ditemukan oleh Sutrisno, saat di tengah jalan dan akan menyebrang ke sungai, dia terkejut melihat ada sesosok mayat perempuan di sungai dalam keadaan terjepit di bebatuan.

“Saksi mata kala itu, hendak mencari rumput guna pakan ternaknya,” katanya.

Selanjutnya, lanjut Mas’ud, Sutrisno langsung menyampaikan informasi tersebut ke warga di sekitar tempat kejadian perkara. Saat itu juga warga beramai-ramai langsung menuju ke sungai untuk melakukan pengecekan.

Baca. Hendak ke Sawah, Warga Temukan Motor dan Jenezah di Saluran Irigasi

Saat ditemukan, jasad korban dalam posisi terlentang dan tersangkut di bebatuan di pinggir sungai. Selanjutnya warga melaporkan peristiwa penemuan mayat tersebut ke Polsek Glagah.

“Selang beberapa saat pihak kami langsung menuju lokasi,” ujarnya.

Setelah polisi datang, selanjutnya korban dievakuasi bersama tim dari Puskesmas Glagah. Dari keterangan medis, korban meninggal dunia murni terpeleset. Sebab dalam tubuh korban tidak terdapat tanda-tanda kekerasan.

Jenazah korban, kata Mas’ud. awalnya hendak dibawa ke Puskemas Glagah untuk dilakukan visum, tetapi keluarganya menolak otopsi dan korban segera dimakamkan.

Sebelumnya tersiar kabar jika korban hilang dari rumah sejak Jumat (7/7) siang. Pihak keluarga sebenarnya sudah berusaha mencari namun belum ketemu. Bahkan sudah mencoba koordinasi oleh pihak desa setempat.

RIZKI RESTIAWAN

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *