Gambiran – Bangunan los Pasar Jajag, Kecamatan Gambiran kondisinya sangat memprihatinkan. Terbukti, sejumlah atap lapak dagangan milik pedagang banyak yang jebol dan tidak layak pakai, terutama di los pedagang pakaian yang berada tepat di timur Terminal Jajag.
Saat ditemui reporter Radio Bintang Tenggara dilokasi tempat usahanya, salah seorang pemilik lapak bernama Nur Hasanah mengatakan, kondisi atap bangunan yang rusak itu sudah berangsur cukup lama, bahkan hampir dua tahun tanpa ada renovasi sama sekali. Hanya bangunan ruko di depan pasar jajag saja yang dilakukan perbaikan, itupun menurut sejumlah pedagang dinilai kurang tepat. Senin (23/5)
Akibat kondisi tersebut, banyak dari pedagang sengaja meninggalkan tempat daganganya dan memilih berdagang di tempat lain, alasanya karena pembeli enggan untuk berkunjung ke lapak mereka. Ditambah lagi makin menjamurnya pusat perbelanjaan modern di wilayah jajag juga menjadi faktor penyebab lainya. Belum lagi biaya restribusi tiap harinya sebesar Rp 6 ribu juga menjadi beban Nur dan pedagang lainya.
Selain itu, tidak adanya upaya perbaikan dari pihak pemerintah daerah, semakin menambah panjang daftar catatan rusaknya kondisi pasar jajag, khususnya di los pakaian.
Meskipun bisa dibilang pasar jajag mati suri akibat gempuran pasar modern, Nur bersama pedagang lainya mengaku tetap ingin bertahan menunggu keberuntungan para pembeli datang.
Sementara itu janji dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang rencananya akan segera membangun Pasar Jajag menjadi pasar tradisonal dengan standar nasional, juga masih setia ditunggu oleh para pedagang.
Rendra Prasetyo