ITS Surabaya Gelar Seminar Kemaritiman di Banyuwangi

Banyuwangi – Mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menggelar seminar nasional di aula Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi. Selasa (26/7)

Acara yang merupakan bagian dari Indonesia Maritime Challenge (IMC) 2016 ini mengambil tema “Peran Teknologi dalam Pengembangan Kawasan Pesisir untuk Kemajuan Bangsa”. Tema ini sengaja dipilih karena dirasa cocok dengan kondisi dan gambaran bangsa Indonesia yang mayoritas masyarakat di kawasan pesisirnya kurang bisa memanfaatkan teknologi.

Narasumber yang hadirkan dalam seminar ini adalah Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya, Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph. D dan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

Selain itu, dari informasi sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang dijadwalkan hadir mengisi seminar ini, tidak bisa datang lantaran ada urusan mendadak. Namun tetap diwakili dari staff kementrian kelautan.

Dalam kesempatan tersebut Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph. D, menyinggung terkait dengan pembangunan berbasis teknologi maritim. Menurutnya teknologi maritim sangat perlu dikenalkan kepada nelayan, agar para nelayan mempunyai kemampuan untuk menciptakan manfaat dari ruang laut.

Kata Daniel, teknologi maritim sangat tepat digunakan dalam perencanaan pembangunan wilayah pesisir, sebab ujung tombak keberhasilan dari sektor laut Indonesia adalah dari nelayan. “Pengelolaan ruang laut dan pesisir yang baik adalah kunci dalam pembangunan wilayah kepulauan,” jelasnya.

Sementara menurut Bupati Anas, dunia maritim selama ini sudah menjadi komitmen dalam visi pembangunan Banyuwangi secara berkelanjutan, sebab didukung dengan garis pantai terpanjang se Jawa Timur. “Wilayah kami mempunyai garis pantai sepanjang 175 Km,” ujarnya.

Dulu, garis pantai di Banyuwangi ini tidak mendapat perhatian yang penting, bahkan hanya menjadi keranjang sampah. Kemudian Banyuwangi mencari cara bagaimana pantai yang panjang ini bisa menghasilkan nilai yang lebih, bukan sekedar keperluan mencari ikan saja, melainkan juga bisa mendapat perhatian yang cukup.

Kata Anas, pembangunan pesisir Banyuwangi sedikit berbeda dengan wilayah lain, di Banyuwangi upaya pembangunan wilayah pesisir menggunakan konsolidasi dan korelasi antara maritim dengan pariwisata.

Salah satu contohnya adalah nelayan Pantai Bangsring, Wongsorejo.  Dulu nelayan bangsring menggunakan bom untuk menangkap ikan, namun setelah sektor pariwisata dari berbagai lini dikembangkan, termasuk kawasan pesisir, masyarakat baru menyadari akan pentingnya dampak lingkungan terhadap perekonomian dari pariwisata.

Selain itu, upaya lain juga dilakukan Pemkab untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya wilayah pesisir, salah satunya dengan menggelar even Festival Jazz Pantai. Festival ini secara tidak langsung mengenalkan kepada masyarakat bahwa pantai begitu penting dan juga sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Rizki Restiawan

About Rizki Restiawan

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *