Sinergi Antar Daerah Kata Bupati Anas Dapat Atasi Tantangan Ekonomi

Jember – Di tengah tantangan ekonomi saat ini, antardaerah perlu memperkuat sinergi. Hal ini diperlukan agar potensi masing-masing daerah bisa dioptimalkan untuk mendukung satu sama lain.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, saat ini perekonomian nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah. Penyesuaian anggaran negara yang berimbas pada penundaan penyaluran dana ke sebagian daerah harus dicari solusinya secara bersama-sama agar tidak sampai terlalu berdampak ke perekonomian lokal.

”Yang terpenting adalah menjaga daya beli masyarakat, artinya inflasi perlu direm. Sinergi antardaerah penting untuk saling suplai. Tinggal dicek mana daerah yang lagi defisit komoditas tertentu, lalu disuplai daerah yang sedang surplus. Tentu sinergi yang lain untuk produksi barang dan jasa juga harus diperkuat,” ujar Anas di sela-sela Rapat Koordinasi Asosiasi Pemerintah Kabupaten Se-Indonesia (Apkasi) Wilayah Jatim di Jember, Sabtu (27/8).

Rakor tersebut dihadiri Gubernur Jatim Soekarwo dan bupati se-Jatim. Menurut Anas, penundaan pencairan dana alokasi umum (DAU) yang di Jawa Timur mencapai Rp2,6 triliun perlu disikapi bersama-sama dengan bergandengan tangan. Pasalnya, belanja pemerintah saat ini berperan strategis dalam menggerakkan perekonomian di tengah dinamika ekonomi yang membuat investasi swasta cenderung tertahan. ”Ini tantangan bersama, harus duduk bersama agar government spending yang sedikit mengendur tidak lantas mengendurkan pula denyut ekonomi masyarakat,” kata Anas.

Anas mengatakan, dalam acara tersebut Gubernur Jatim Soekarwo telah memaparkan permasalahan yang dihadapi daerah beserta solusi-solusinya, terutama untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan serta daya tahan masyarakat bawah dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

”Tadi Pakde Karwo (sapaan akrab Soekarwo) paparkan apa yang menjadi problem dan solusinya. Sangat detail dan tepat sasaran. Saya mengusulkan, apa yang disampaikan Pak Gubernur perlu diperkuat eksekusinya di tingkat kabupaten/kota. Misalnya, perlu ada pejabat setingkat sekretaris daerah se-Jatim yang berkumpul tiap bulan untuk memonitor dan mengeksekusi semua potensi integrasi ekonomi antar-kawasan di provinsi ini,” ujar Anas.

Selain menjaga inflasi, integrasi antarkawasan adalah keharusan untuk mewujudkan daya saing. Integrasi harus fokus pada keunggulan masing-masing daerah. Saat ini bukan lagi era persaingan antardaerah, melainkan era kolaborasi dan sinergi. Anas mencontohkan, perajin tas kulit di daerah bisa disinergikan dengan sekolah desain produk yang biasanya hanya ada di kota besar seperti Surabaya dan Malang, sehingga lebih peka tren pasar.

Integrasi antardaerah untuk memperkuat produksi barang juga diperlukan agar semakin efisien. Demikian pula program pemasaran pariwisata antardaerah se-Jatim bisa disinergikan dengan syarat harus fokus, unik, dan tersegmentasi secara jelas.

Selain itu, program bersama perlu digalakkan di wilayah perbatasan antardaerah yang biasanya menghadapi banyak problem karena jauh dari pusat pertumbuhan di tengah kota.

”Sebagai langkah awal, saya tadi sudah diskusi dengan Bupati Jember Ibu Faida untuk membuat program bersama di wilayah perbatasan, yaitu daerah pegunungan Gumitir yang merupakan perbatasan Jember dan Banyuwangi. Tadi sempat tercetus bikin event wisata bersama seperti Festival Gumitir. Selain itu, kami ingin membagi solusi. Misalnya, Jember di perbatasan kebagian bikin program kesehatan, kami kebagian bikin program pendidikan. Masyarakat di perbatasan itu bebas mengaksesnya tanpa harus membedakan penduduk Jember atau Banyuwangi,” pungkas mantan anggota DPR ini.

Rizki Restiawan

About Rima Indah

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *