Tiket Masuk Wisata Bedul Mahal, Wisatawan Kecewa

Purwoharjo – Tingkat kunjungan wisatawan ke kawasan blok bedul yang berada di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo akhir-akhir ini terus mengalami penurunan. Hal ini diduga karena tidak jelasnya sistem administrasi dalam pengelolaan wisata di tempat tersebut.

Wisatawan yang berkunjung ke Bedul banyak yang mengeluh lantaran penarikan retribusi dinilai cukup mahal, apalagi penarikannya sebanyak tiga kali. Tentu hal ini membuat wisatawan merasa kapok dan enggan balik lagi.

Seperti yang dialami oleh Iyan, 28, warga Kecamatan Tegalsari. Saat itu dia membawa enam orang temannya dari Kota Malang, mereka kepincut keindahan wisata Bedul yang dilihatnya dari media sosial. Karena penasaran keenam orang teman Iyan tersebut lantas berkunjung ke Banyuwangi untuk menikmati keindahan wisata Bedul. Senin (29/8)

Namun siapa sangka, niat hati Iyan ingin menikmati dan mengenalkan wisata Bedul kepada teman-temanya justru dibuat kecewa oleh pelayanan di tempat tersebut. Iyan dan keenam temannya harus membayar sebanyak tiga kali bila ingin masuk ke kawasan wisata Bedul.

Pertama, saat di pintu masuk, Iyan diminta membayar sebesar Rp 7500, per orang. Kedua, di tempat parkir kendaraan, dikenakan tarif Rp 3000 untuk roda dua, sedangkan roda empat sebesar Rp 5000. Karena saat itu dirinya menggunakan mobil maka tarif yang dikenakan sebesar Rp 5000.

Ketiga, pada saat akan menyebrang ke Pantai Bedul menggunakan perahu gondang gandung, sebutan warga setempat, Iyan disuruh membayar Rp 5000 per orang untuk Pulang Pergi (PP).

Hal tersebut tentu membuat Iyan kecewa, sebab sebelumnya tarif masuk wisata yang terletak di wilayah Balai Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) ini hanya Rp 3000 saja. Apalagi tidak diimbangi dengan pembenahan infrastruktur dan pelayanan wisata yang memuaskan. “Padahal kapan hari tarifnya murah lho, nggak semahal ini,” katanya sambil kecewa.

Tiket yang ada di wisata bedul yang diberikan petugas diduga juga tidak diperforasi.

Perforasi adalah suatu penandaan yang diberikan pemerintah daerah kepada pengelola tempat hiburan atau wisata yang menggunakan karcis dari kertas sebagai tanda masuk tempat hiburan. Karcis yang telah di Perforasi terdapat bolong-bolong kecil atau jika diraba terasa kasar.

Menurut Paing, 50, pemilik perahu gondang gandung mengatakan, penurunan jumlah pengunjung ini lantaran kebijakan dari pihak Balai TNAP tentang penarikan retribusi tiket masuk dinilai memberatkan. Sehingga, lanjut Paing, hal ini membuat para pengunjung merasa kecewa atas tiket masuk yang dibebankan.

Dengan tarif yang mahal saat ini, kata Paing sangat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke Bedul. Dia bercerita, jika biasanya pada akhir pekan pengunjung yang datang menumpang perahunya bisa sampai 300 orang, namun seiring naiknya tiket masuk, jumlah tersebut menurun drastis hingga kurang dari 100 orang. “Kalau kayak gini terus pasti pengunjung kapok untuk datang lagi ke sini,” keluhnya.

Paing berharap ada upaya dari pemerintah setempat untuk menyelesaikan masalah ini, sebab jika tidak segera ditindaklanjuti, maka dikhawatirkan obyek wisata favorit warga Banyuwangi tahun 2000 an ini akan sama nasibnya dengan Pantai Grajagan yang juga belum jelas sampai sekarang.

Rendra Prasetyo

About Rima Indah

Check Also

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban. (Foto. Rendra Prasetyo)

Kepala Sekolah MI Baburrohmah Kalibaru Bercerita Saat Menemukan Korban Meninggal Dunia di Kebun Sengon

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban hingga akhirnya dikabarkan meningal dunia

2 comments

  1. Maaf, kami dari pengelola Ekowisata Mangrove Blok Bedul. Kami mau mengklarifikasi apa yang saudara tulis tentang Bedul, bahwasanya tulisan anda 70% tidak benar adanya dan Anda mendapatkan informasi bukan dari sumber yang tepat.

    Di Bedul tidak ada Administrasi yang tidak jelas. Karena di Bedul adalah kolaborasi antara TNAP Alas Purwo dan Badam Usaha milik desa. Setiap pengunjung mendapatkan tiket sesuai dengan nominal yang diberikan, dan setiap tiket yang telah tersobek semua telah dilapotkan pada desa dan TNAP Alas Purwo.

    Dan untuk pertanyaan kenapa tiket masuk di Bedul mahal? Karena sebagian dari hasil kunjungan wisatawan kita gunakan untuk kegiatan pemulihan Ekosistem, seperti penanaman pohon, pembersihan sampah di sepanjang bibir pantai. Sedangkan untuk infrastruktur, kenapa kami masih belum bisa membangun? Karena kami dari pihak pengelola harus menunggu tahapan-tahapan perencanaan pembangunan yang akan ditangani dari pihak TNAP Alas Purwo. Dan mulai tahun ini mulai dilakukan pembangunan tahap pertama, seperti pembangunan gasibu di pantai, dermaga baru di bagian selatan dan membangun di kawasan TNAP tidak semudah di kawasan wisata massal, karena kami juga harus memperhatikan sisi ekologisnya.

    Untuk tiket parkir kendaraan roda dua sebesar Rp. 2.000, mobil Rp. 5.000, sedangkan untuk tiket masuk pada hari biasa sebesar Rp. 10.000, hari libur sebesar Rp. 12.500. Dan untuk pelayanan tiket masuk dan penyebrangan hanya diberlakukan di satu pintu saja. Jadi tidak ada pembelian tiket berulang-ulang sampai 3 kali. Dan untuk tiket Taman Nasional tidak harus melalui Porporasi.

    Berkaitan dengan penurunan tingkat kunjungan, karena sejak tahun 2012 telah dilakukan pembatasan pengunjung dengan sistem buka tutup yang bertujuan untuk menjaga Ekosistem di kawasan Bedul, karena wisata Bedul diciptakan yang bertujuan UNTUK MEMULIHKAN EKOSISTEM yang telah rusak sebelum tahun 2009. Jadi, TNAP Alas Purwo telah berusaha mengubah dari wisata massal menuju ke Ekowisata.

    Sehubungan dengan klarifikasi kami di atas, jadi kami mohon Mas Riski untuk merivew ulang tulisan Anda, karena Anda tidak mendapatkan informasi dari sumber yang tepat.

  2. Living in France is one thing desired by many individuals. If you want to live in France then you have to get French property. You can read the advertisement section of the newspapers which has the section of houses for sale in France. After making a suitable choice, you should research about the properties for sale in France. French property is now a days very much wanted also.

    If you want to live in France and spend your life there you should select a proper house. French property is not cheap and you need to make a major investment. You must also know about the properties for sale in France at various locations. The houses for sale in France come in different prices depending on the location

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *