Intan Putri Lestari merintih kesakitan saat digendong neneknya di rumahnya, Selasa (4/9)

Begini Kondisi Intan Putri lestari, Balita Asal Srono yang Diduga Kurang Gizi

Srono – Intan Putri Lestari, balita berusia 22 bulan asal Dusun Krajan RT 04 RW 01, Desa Kebaman, kecamatan Srono yang diduga menderita kurang gizi ini setiap hari selalu menangis, berteriak dan meronta-ronta seakan menahan rasa sakit yang begitu luar biasa.

Tubuhnya sangat kurus dengan berat badan hanya 5,8 Kg. Kulitnya yang halus khas kulit bayi itupun terlihat keriput dan seakan tak mampu lagi menutupi tulang kecilnya yang rapuh.

Intan adalah balita yatim piatu, ayahnya Tegar Darmawan, meninggal pada saat Intan masih berusia 8 bulan, sedangkan sang Ibu adalah Peni Arti Lestari, meninggal dunia ketika ia berusia 18 bulan.

Namun beruntung, Intan bersama dengan kakak kandung perempuannya, Deby Eka Lestari, 14, masih dikaruniai dua sosok orangtua yang begitu sayang kepadanya. Mereka adalah Kakek Slamet, 50, dan Nenek Basini, 54, yang selalu setia merawat dan menjaganya.

Kakek Slamet dan Nenek Basini
Kakek Slamet dan Nenek Basini

“Semenjak kedua orang tuanya meninggal, kesehatan Intan memang kurang baik, sebab sudah tidak lagi mendapatkan air susu ibu (ASI),” kata Khusnul, adik kandung dari Ibu Intan yang juga ikut merawat kepada radiobintangtenggara Selasa (4/10)

Kata Khusnul, Intan sering mengalami diare, ditambah lagi jika diberikan makan dan minum ia sangat susah. Hal itu tentu membuat berat badan Intan terus menurun hingga sangat kurus seperti saat ini. Khusnul bercerita, Intan sebenarnya sudah sering dibawa berobat ke medis, namun sampai sekarang sakit yang diderita tak kunjung sembuh.

“Berat badannya kini hanya 5,8 Kg, padahal kalau normal beratnya 12 Kg, kata dokter kurang gizi,” ujarnya.

Terakhir, Intan diperiksa pada hari Kamis (29/9) lalu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng. Sebab Puskesmas Desa Kebaman yang dulu juga pernah merawat Intan menyarankan untuk berobat ke sana karena lebih lengkap. Namun karena penghasilan Slamet dan Basini yang sehari-hari hanya sebagai buruh tani di sawah yang tak menentu, Intan kini terpaksa hanya rawat jalan saja. Itupun jika ada uang untuk berobat.

Karena tak tercatat sebagai peserta penerima Jaminan Kesehatan Nasional, (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS), maka biaya berobat Intan seluruhnya ditanggung oleh pihak keluarga dengan dibantu warga sekitar.

Ditemui terpisah di Kantor Desa Kebaman, Adi Sucipto, selaku Kepala Desa membenarkan jika ada warganya yang menderita sakit tersebut. Menurutnya, sakit yang diderita oleh Intan Putri Lestari memang sudah sejak lama, pihak desa juga sudah mengupayakan dengan melakukan pendampingan medis melalui Bidan Desa. Meski sudah dilakukan pendampingan medis, tetapi sakit yang dialami oleh Intan tak juga kunjung membaik.

“Kita terus lakukan pendampingan, bahkan kemarin (3/10) pihak Puskemas Kebaman, Staf Kecamatan Srono langsung melihat kondisi Intan di rumahnya, dan kami sarankan membuat surat keterangan tidak mampu,” pungkas Adi.

Rizki Restiawan

About Rima Indah

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *