Kondisi rumah kakek Kadar (71) yang tinggal bersama anaknya Siswanto (27) di gubuk berukuran kurang 2 x 3 meter di Dusun Nganjukan, RT 05 RW 02, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi. (Foto. Istimewa)

Mengharukan, Kisah Hidup Pasangan Ayah dan Anak Tunagrahita Ini

Radiobintangtenggara.com, SEMPU – Ayah dan anak masing-masing berusia 71 tahun dan 27 tahun hidup miskin dan memprihatinkan di sebuah gubuk berukuran kurang 2 x 3 meter yang bearada dikawasan Dusun Nganjukan, RT 05 RW 02, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi.

Keduanya mengalami keterbelakangan mental, sehingga tidak bisa beraktifitas seperti laiknya orang pada umumnya. Guna kebutuhan makan dan minum, keduanya mengandalkan belas kasih warga sekitar.

Kondisi rumah yang mereka tempati juga tak layak huni dan hampir roboh. Ironisnya, hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah daerah setempat.

Baca Juga. Bupati Anas : Setiap Warga Miskin Yang Hidup Sendiri dan Rumah Tak Layak Huni, Kita Bedah

Sepasang ayah dan Anak itu bernama Kadar (71) dan Siswanto (27) hidup dengan  kondisi cukup memprihatinkan. Di usianya kini, keduanya harus hidup sendiri dalam kondisi miskin tanpa perhatian seorang kerabat terdekat.

Kadar (71) dan Siswanto (27) sama-sama mengalami keterbelakangan mental. Kondisi itu membuat keduanya tidak mampu mencari nafkah. Selain itu, bagian belakang rumah yang dihuni keduanya hampir roboh dimakan usia.

Dinding rumah yang sebagian terbuat dari anyaman bambu sebagian jebol. Selain kondisi rumah yang tak layak huni, di rumah itu juga sudah tak  ada barang berharga lagi yang tersisa.

AFFAN ASSYAFA

 

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *