Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melakukan kunjungan ke dua rumah sakit di wilayah Banyuwangi Selatan beberapa waktu lalu, yang jumlah pasien DB-nya terbilang tinggi. (Foto. Repro)

Awal Musim Hujan, Seluruh Wilayah Banyuwang Endemis DB

Radiobintangtenggara.com, BANYUWANGI – Seluruh wilayah atau kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, dinyatakan sebagai daerah rawan atau endemis penyakit demam berdarah.

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit menular pada Dinas Kesehatan Banyuwangi Ahmad Waluyo mengatakan, sejak bulan Januari lalu hingga Oktober 2017 jumlah penderita demam berdarah mencapai sekitar 1000an kasus, dengan  9 orang meninggal dunia.

Angka itu cendrung menurun dibandingkan tahun 2016 lalu yang mencapai 1300 kasus dengan 11 orang meninggal dunia. “Namun  meski ada tren penurunan namun angka tersebut masih cukup tinggi,” katanya.

Baca Juga. Duh, Pengidap HIV AIDS di Banyuwangi Capai 4000 Orang!

Menurut Waluyo, Seluruh kecamatan dinyatakan rawan endemis demam berdarah karena sepanjang tahun 2017  kasus demam berdarah terus ditemukan di  25 kecamatan tersebut.

 Ia menambahkan,  Dinas Kesehatan Banyuwangi hingga kini terus melakukan upaya penanganan, dengan mengajak seluruh masyarakat memberantas sarang nyamuk  dan melakukan pengasapan atau foging.

Pehaknya telah mengerahkan, kader juru pemantau jentik nyamuk atau (Jumantik) di setiap puskesmas terus digerakan untuk memantau jentik nyamuk di setiap lingkungan dan rumah warga.

Baca Juga. Kabupaten Bungo dan Probolinggo, Timba Ilmu ke Tim PKK Banyuwangi

Waluyo berharap kepada masyarakat untuk bisa melaukan polah hidup bersih. Sebab saat ini sudah memasuki musim penghujan.

“Dimana dimusim ini penyebaran nyamuk  demam berdarah cukup tinggi,” ujarnya.

HERMAWAN

About Fareh Hariyanto

Check Also

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban. (Foto. Rendra Prasetyo)

Kepala Sekolah MI Baburrohmah Kalibaru Bercerita Saat Menemukan Korban Meninggal Dunia di Kebun Sengon

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban hingga akhirnya dikabarkan meningal dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *