Yani, salah satu pedagang pakaian yang masih bertahan hingga kini meski geliat perekonomian di Pasar Jajag tidak seramai dulu. (Foto. Rendra)

Sejumlah Pedagang di Pasar Jajag Gambiran Keluhkan Sepinya Pembeli

Radiobintangtenggara.com, GAMBIRAN – Banyuwangi memang terus berkembang dari tahun ke tahun. Bahkan jumlah populasi dan pertumbuhan ekonominya juga semakin meningkat. Tak heran jika kini Banyuwangi menjadi salah satu Kabupaten yang menjadi Barometer kemajuan di wilayah di Indonesia.

Namun semakin majunya Banyuwangi, beberapa aspek histori perlahan mulai terhapus. Banyuwangi  hanya ditata untuk ke depan, beberapa kawasan tampak terlupakan tergerus arus pembangunan dan modernisasi.

Salah satu yang terlupakan dari Banyuwangi adalah pasar tradisional. Padahal pasar salah satu sarana penting yang membuat Banyuwangi semakin berkembang dari masa ke masa.

Pasar di Banyuwangi dulunya menjadi hal ikhwal yang tidak terlupakan masyarakat. Sebut Saja Pasar Jajag di Kecamatan Gambiran yang kini perlahan namun pasti mulai ditinggalkan pedagang dan pembelinya.

Jumat (30/3) pagi Bintang Tenggara mendatangi Pasar Jajag Gambiran. Namun beberapa pedagang yang ada di Jalan Raya Gambiran dekat dengan Terminal Bis mengaku jika omset dagangannya selama tiga decade terahir ini semakin turun.

Salah satu kondisi atap Pasar Jajag di Kecamatan Gambiran yang kondisinya memprihatinkan karena Bocor disana-sini. (Foto. Rendra)
Salah satu kondisi atap Pasar Jajag di Kecamatan Gambiran yang kondisinya memprihatinkan karena Bocor disana-sini. (Foto. Rendra)

Yani salah satu pedagang pakaian di Pasar Jajag mengaku jika omset dagangannya sudah turun semenjak beberapa tahun lalu. Mengingat akses dan jalan masuk yang tertutup pedagang lain disekitar terminal menjadi kendala bagi pembeli.

“Agar dapat sampai ke Pasar Jajag di Kecamatan Gambiran aksesnya masuknya saja sulit,” katanya.

Hal itulah yang menurut Yani menjadi penyebab menurunnya daya beli masyarakat dan berakibat pada kios-kios yang ada di pasar itu ditinggal pemiliknya. Tercatat dari 45 kios pakaian yang ada di Pasar Jajag kini hanya menyisakan Delapan yang masih bertahan.

Pun Begitu, ia masih bertahan untuk tetap berjualan seraya berharap kedepannya akan ada upaya perbaikan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pendapatan Daerah.

“Hal ini perlu guna mengembalikan Pasar Tradisional sebagai denyut nadi penduduk Lokal,” ujarnya.

FAREH YUSUF

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *