Radiobintangtenggara.com, Situbondo– Ratusan Kepala Keluarga korban tanah longsor di dua dusun Desa Sopet, Kecamatan Jangkar, mengalami kesulitan air bersih.
Hal itu terjadi karena pipa sambungan air sepanjang 200 meter terputus, akibat terjadi bencana tanah longsor 24 Pebruari lalu.
Ironisnya, sudah satu bulan lebih sebanyak 462 Kepala Keluarga mengalami kesulitan air bersih, namun belum ada perbaikan penyambungan pipa air.
Padahal untuk mendapatkan air bersih, warga harus mengambilnya ke sumber mata air berjarak sekitar 2 kilo meter.
Saat ini 462 Kepala Keluarga terdampak bencana tanah longsor, hanya mengandalkan bantuan pengiriman air bersih yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Mereka tersebar di Dusun Galingan dan Dusun Tol Tol di Desa Sopet, Jangkar.
Koordinator Pusat Pengendalian Operasi BPBD Situbondo, Puriyono, mengatakan, BPBD hanya bertugas membantu menyuplay air bersih ke lokasi korban terdampak bencana. Sedangkan perbaikan pipa saluran air merupakan kewenangan dinas teknis.
Pria yang akrab dipanggil Ipung itu mengaku, sejak pipa saluran air itu terputus, BPBD langsung menyuplay air bersih setiap empat hari sekali sebanyak 10 ribu liter.
Meski demikian kata Ipung, bantuan air bersih tersebut sangat terbatas untuk menopang warga memenuhi kebutuhan memasak dan minum.
Sementara itu, anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Situbondo, Hadi Prianto, menyesalkan lambannya Pemkab menanganai korban terdampak bencana alam di dua dusun di Desa Sopet.
Pemkab seharusnya memperioritaskan penyambungan pipa air yang terputus, mengingat air bersih menjadi kebutuhan dasar masyarakat.
Hadi menambahkan, sebagai wakil rakyat dari Dapil II dirinya memiliki tanggungjawab menyampaikan aspirasi konstituennya yang terdampak tanah longsor.
Oleh karena itu, Hadi meminta Pemkab secepatnya menyambungkan pipa air ke Dusun Galingan dan Dusun Toltol.
ZAINI ZAIN