Radiobintangtenggara.com, JEMBER – Kebijakan pelarangan penggunaan vaksin AGP (antiboiotic growth promoter) untuk hewan ternak yang telah diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2009 Dan UU Nomor 40 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan berdampak pada penurunan produktifitas ayam petelur maupun ayam potong.
Salah satunya seperti yang terjadi di kabupaten Jember. Peraturan yang mulai diterapkan sejak bulan Januari 2018 tersebut membuat Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember dituntut harus memiliki stretegi lain untuk bisa menstabilkan ketersediaan daging ayam dan telur bagi masyarakat.
BACA JUGA : Menjelang Ramadhan Harga Telur Dan Daging Ayam Ras Di Jember Merangkak Naik
Muhammad Mui, Kepala Seksi Ketersediaan Pangan Dan Distribusi Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember menjelaskan, Solusi yang ditawarkan oleh pihaknya adalah dengan menghimbau kepada peternak agar dapat meningkatkan populasi ternaknya menjadi 30 – 40 %. Hal tersebut dilakukan agar kebutuhan masyarakat akan komoditas daging ayam dan telur tetap tercukupi.
AGP sendiri merupakan campuran pakan untuk ternak yang berfungsi mempercepat pertumbuhan dan produksi ternak. Namun karena AGP berbahaya bagi kesehatan manusia pengunannya pun dihentikan meskipun dampaknya menurunkan produktifitas ternak.
SUPIANIK