Ilustrasi

Akibat Longsor, Sejumlah Tanah Mengalami Pergeseran

Radiobintangtenggara.com, Banyuwangi – Fenomena bencana tanah longsor yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir di kawasan lereng Gunung Raung Banyuwangi, menururt Perekayasa Madya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Imam Santosa murni disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi yang mengakibatkan longsoran tanah di kawasan hulu. Hal tu disampaikan dalam sosialisasi laporan hasil kajian pemeriksaan gerakan tanah atau longsor di Banyuwangi.

Akibatnya, lanjut Imam, mengikis permukaan tanah di lereng gunung sehingga menimbulkan pergesaran tanah atau yang dikenal dengan longsoran. Berdasar pantauan PVBMG, lanjutnya, areal longsor di hulu sungai Badeng tersebut cukup luas. Longsor yang terjadi di kawasan Raung ini mencapai ketinggian 390 meter dengan lebar 40-50 meter.

Imam menambahkan, saat longsor beberapa waktu lalu, reruntuhan material dari tebing mencapai 1-2 juta meter kubik, yang berupa tanah, pasir, lumpur, dan pepohonan tumbang akibat pergeseran tanah. Material tersebut kemudian menimbun sungai Badeng yang berpotensi banjir bandang.

BACA JUGA : Jaga Kebersamaan, Forpimda dan Tokoh agama Buka Bersama Satu Tampah

Ia merekomendasikan beberapa tindakan mitigasi yang perlu dilakukan pemkab bersama warga sekitar. Mulai dari membentuk forum warga untuk memudahkan berkomunikasi, hingga pemasangan CCTV di kawasan hulu. Karena ada 14 desa dan empat kecamatan yang berpotensi terdampak bencana.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi Fajar Suasana menyatakan akan menindaklanjuti rekomendasi dari PVBMG tersebut. Pihaknya memastikan akan segera membentuk tim khusus pemantau kondisi di hulu.

Fajar menambahkan, Banyuwangi sendiri sudah melakukan berbagai upaya mitigasi banjir bandang. Mulai dari normalisasi aliran sungai, pembersihan sendimentasi, hingga pelatihan penanggulangan bencana dan membentuk relawan tanggap bencana di desa-desa yang berpotensi terdampak bencana.

Bahkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan kolaborasi bersama beberapa instansi terkait untuk melakukan pembenahan dam-dam air.

WIDHI NURMAHMUDY

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *