Sungai

Siswi SD Meninggal Setelah Tenggelam Di Sungai Bomo

Radiobintangtenggara.com, Banyuwangi – Diduga karena tidak bisa berenang, seorang siswi pelajar Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Blimbingsari Banyuwangi meninggal dunia tenggelam di aliran sungai setempat, Rabu (25/7).

Korban yang di ketahui bernama Arla Khoirun Nisa (11) tersebut, sebelumnya ijin kepada orang tuanya untuk belajar kelompok bersama 2 orang temannya, Andin Tri Fatmawati Kusuma (11) dan Echa Dwinata (11) yang bertempat tinggal satu kampung dengan korban, di Dusun Jatisari Desa Bomo Kecamatan Blimbingsari.

Ketiganya tercatat sebagai siswi kelas 6 di SDN 1 Bomo.
Mereka bukannya langsung melakukan belajar kelompok namun malah mandi-mandian di sungai Bomo yang tidak jauh dari perkampungan warga.

Saat mandi itulah, korban sempat beberapa kali bergurau dengan berpura pura tenggelam. Namun ketika bergurau untuk yang kesekian kalinya, kedua temannya tidak melihat korban muncul ke permukaan sungai sehingga mereka diam saja karena dianggapnya bercanda.

Selang beberapa menit, korban tidak juga muncul ke permukaan sehingga kedua temannya berteriak meminta tolong. Untung saja, di lokasi ada 2 saksi lainnya yakni Subangi (45) dan Trimanto (45) keduanya warga Dusun Sumberjoyo Desa Kumendung Kecamatan Blimbingsari sedang memancing dan mencari pasir.

Selanjutnya, mereka menolong mengangkat tubuh korban yang sudah lemas tersebut untuk di letakkan di pinggir sungai, lalu di larikan ke PKU Muhammadiyah Rogojampi Banyuwangi. Dan rupanya, korban sudah meninggal dunia.

Selang beberapa lama, sejumlah aparat kepolisian mendatangi lokasi setelah mendapat laporan dari masyarakat.

Kapolsek Rogojampi Banyuwangi, Kompol Suharyono mengatakan, dari hasil olah TKP sementara, diduga kuat korban meninggal dunia karena tenggelam dan tidak bisa berenang.
“Pada tubuh korban tidak di temukan adanya tanda tanda penganiayaan,” ujarnya.

Kapolsek menjelaskan, sejumlah aparat kepolisian juga mengecek kondisi sungai tersebut yang ternyata kedalamannya mencapai 2 meter.

“Kondisi inilah yang di duga menyebabkan korban tidak bisa berenang hingga akhirnya meninggal dunia,” ungkap Kapolsek.
“Jenazah korban langsung di semayamkan di rumah duka karena pihak keluarga tidak berkenan di lakukan otopsi,” pungkasnya.

Sementara itu, pihak kepolisian juga memintakan visum di rumah sakit guna memperkuat dugaan penyebab kematian korban. Dan penolakan otopsi tersebut, juga di perkuat dengan surat pernyataan yang di tanda tangani kakak kandung korban, Alfian Maulana dengan di ketahui Kepala Desa setempat.

MUHAJIR EFENDI

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *