Radio Bintang Tenggara Informasi Dan Solusi 
Related Articles
Radiobintangtenggara.com, Jember – Berbeda dari bulan sebelumnya, dimana Kabupaten Jember mengalami inflasi cukup tinggi sebesar 0,17 persen, pada Bulan Juli 2018 Kabupaten Jember mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.
Yang ditunjukan oleh indeks harga konsumen (IHK) dari bulan Juni 2018 sebesar 129,50 persen menjadi 129,39 persen di bulan Juli 2018. Dari 8 kota yang menghitung IHK di Jawa Timur, 7 kota mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 0,21 persen, diikuti Kota Madiun 0,17 persen, Kota Kediri 0,09 persen, Kota Probolinggo dan kabupaten Sumenep masing-masing 0,06 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya dan Kabupaten Banyuwangi masing-masing sebesar 0,03 persen.
Sedangkan satu kota yang mengalami deflasi adalah Kabupaten Jember sebesar 0,08 persen. Pada bulan Juli jawa timur mengalami inflasi sebesar 0,07 persen dan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Indria Purwaningsih menerangkan, deflasi yang terjadi di Kabupaten Jember pada bulan Juli ini masuk dalam 10 besar deflasi di Indonesia. Pasalnya dari 82 Kabupaten/kota yang menghitung IHK di Indonesia, 68 diantaranya mengalami inflasi dan hanya 14 yang deflasi. Kabupaten Jember berada di posisi ke 10.
Komoditas yang memberikan andil terhadap terjadinya deflasi di Kabupaten Jember adalah daging ayam ras, bawang merah, daging ayam kampung, daging sapi, teri, emas perhiasan, angkutan antar kota, cabai merah, tarif kereta api dan kentang.
Komoditas yang mengalami deflasi pada bulan juli 2018 ini terjadi paska Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah, dimana komoditas tersebut sebelum dan sesudah lebaran bulan Juni 2018 mengalami inflasi yang signifikan. Paska lebaran harga komoditas tersebut berangsur turun dan kembali ke harga normal.
Menurut Indria, fenomena tersebut biasa terjadi setiap adanya peringatan hari besar keagamaan dan sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia.
SUPAINIK
