Radio Bintang Tenggara Informasi Dan Solusi 
Related Articles
Radiobintangtenggara.com, Jember – Perseteruan antara angkutan online dan angkutan kota konvensional di Kabupaten Jember coba di akhiri dengan membuat kesepakatan damai yang ditandatangani kedua belah pihak. Di tahun 2018 ini ada dua kesepakatan yang telah dibuat, pertama di awal tahun 2018 lalu dan kedua tanggal (8/8/2018) lalu.
Namun demikian kesepakatan baru yang dibuat di Mapolres Jember tersebut masih menimbulkan polemik, mulai dari penolakan dari pihak angkutan online hingga reaksi dari sejumlah elemen masyarakat. Salah satunya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jember.
Ketua YLKI Jember Abdil Furqon menyampaikan, pihaknya menilai, kesepakatan baru yang dibuat itu, justru merugikan masyarakat sebagai konsumen angkutan.
Pasalnya dalam poin-poin kesepakatan tersebut, tidak ada penjelasan konkret mengenai kebutuhan konsumen sebagai pengguna jasa. Padahal, Peraturan Menteri 108 itu bertujuan untuk mengakomodir kepentingan pengguna jasa dan melindungi pelanggan.
Misalnya, Abdil mencontohkan, saat ojek online dipilih konsumen, untuk diminta menjemput anaknya di sekolah, ataupun juga untuk menjemput pasien pulang dari rumah sakit.
Hal ini menurutnya, merupakan keputusan dari konsumen. Akan sangat membebani bila mana konsumen atau pengguna jasa harus berjalan sejauh 300 meter. Dan masyarakat sebagai konsumen, berhak memilih sendiri jenis jasa transportasi apa yang akan digunakan.
Lebih jauh Abdil menjelaskan, persaingan usaha seharusnya tidak sampai menutup atau membatasi usaha pihak lain. Karena di era teknologi saat ini semua orang juga dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Yang harusnya dilakukan, adalah meningkatkan fasilitas pelayanan agar dipilih oleh masyarakat sebagai konsumen angkutan masal.
SUPIANIK
