Peserta Diklatpim III Kemenhub Benchmark ke Banyuwangi

Peserta Diklatpim III Kemenhub Benchmark ke Banyuwangi

Radiobintangtenggara.com, Banyuwangi – Berbagai prestasi yang diraih Banyuwangi mengundang ketertarikan para peserta Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (Diklatpim) tingkat III,  Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjadikan Banyuwangi sebagai  benchmark. Sebanyak 37 peserta Diklatpim tersebut menjadikan Banyuwangi sebagai lokus observasi lapangannya.

Kabid Penyelenggaraan Diklat Struktural dan Fungsional, Kemenhub Sudarsih, selaku pimpinan rombongan menyatakan Banyuwangi ini saat ini menjadi salah satu daerah favorit untuk belajar bagi daerah lain.

“Kami banyak mendapatkan rekomendasi dari rekan-rekan di pemerintah pusat maupun daerah lain untuk datang ke Banyuwangi. Karena kabupaten ini dinalai yang paling maju dalam berinovasi. Salah satunya penerapan sistem pelayanan publik berbasis online dan e-Gov,” kata Sudarsih, di Aula Rempeg Jogopati, Selasa (2/10).

Sudarsih juga menyatakan pihaknya begitu terkesan dengan penerapan teknilogi informasi dan komunikasi (TIK) yang diterapkan Banyuwangi.  Mulai dari aplikasi e-SAKIP, e-village budgeting, SPM Online, e-tax monitoring, perizinan online dan yang lainnya.

“Semua sistem yang dibuat Banyuwangi Ini sangat menarik. Semua bisa diakses secara online dan transparan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Banyuwangi. Suyatno Waspo Tondo W, saat menerima rombongan tersebut, mengatakan, sebagai daerah yang sebelumnya tidak diperhitungkan, Banyuwangi terus bekerja keras agar maju.

“Maka kinerja birokrasi dipacu bisa berinovasi. Salah satunya pelayanan publik berbasis online. Tingkat kepuasan dan kepercayaan masyarakat  kepada pemerintah ini sangat penting. Karena itu kami memilih memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan transparan. Salah satunya lewat penerapan aplikasi e-gov, dimana semuanya berbasis online,” tutur Yayan, sapaan akrab Kepala Bappeda ini.

Bersamaan dengan itu, lanjut Yayan, Banyuwangi juga berupaya merubah image daerah dari yang dulunya masih tertinggal kini menjadi dilihat orang. Kamipun kata dia, mulai membranding daerah untuk mengenalkan Banyuwangi ke dunia luar.

“Branding daerah kami perkuat dengan tagline yang menunjukkan kekuatan dan ciri khas Banyuwangi, yakni the Sunrise of Java. Sunrise of Java. Tagline ini akhirnya menjadi kekuatan untuk membangun,”katanya.

Yang berikutnya, kata dia, memilih pariwisata sebagai pendongkrak ekonomi daerah yang bisa mengangkat Banyuwangi. “Bagi kami pariwisata ini menjadi payung semua kegiatan. Karena dengan parwisata ada banyak yang langsung diperoleh Banyuwangi. Semua include jadi satu,” terang Yayan.

Beberapa destinasi wisata harus bagus aksesnya, kecuali yang memang dikonsep adventure. Untuk akses ini, kami melengkapi infrastruktur pendukungnya. Seperti bandara dan  pembangunan jalan menuju akses wisata.

Hingga saat ini, geliat bisnis dan pariwisata di Banyuwangi bisa dilihat jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung di Banyuwangi. Pada tahun 2017 ada  98 ribu wisatawan asing.  Adapun wisatawan domestik di tahun 2017 mencapai 4,8 juta,”pungkasnya.

WIDIE NURMAHMUDY

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *