Radiobiantngtenggara.com, Jember – Para petani cabai di kabupaten Jember mengeluhkan rendahnya harga cabai ditingkat petani meskipun harga dipasaran melambung. Mereka berharap pemerintah memutus mata rantai distribusi cabai sehingga tidak merugikan petani.
Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur, Sabtu (27/7/2019) Edi Suryanto menjelaskan, petani cabai masih dikalahkan oleh mata rantai distributor cabai yang cukup panjang. Ia mencontohkan, harga cabai ditingkat petani Jember masih dikisaran harga Rp.35.000 perkilogram. Padahal harga di pasaran sudah mencapai Rp.75.000 per kilogram, dan di Kota Besar seperti Jakarta harganya bisa mencapai Rp.100.000 per kilogram.
Edi menerangkan, untuk biaya produksi tanam cabai terbilang cukup besar yaitu mencapai Rp.125 juta per hektar dengan hasil antara 15 – 20 ton.
Meskipun biaya tanam tinggi, seringkali harga cabai di tingkat petani tidak sesuai dengan biaya produksi. Saat harga cabai anjlok, harga di tingkat petani pernah hanya dikisaran Rp.3000 perkilogram saja, padahal biaya produksinya mencapai Rp.9500 perkilogram.
Melihat kondisi ini, pihaknya sangat berharap Pemerintah mau membantu petani dengan memutus mata rantai distribusi. Terlebih saat harga anjlok, pemerintah juga diharapkan bisa membeli cabai petani dengan harga standar yakni Rp.15.000 per kilogram. (*)
Supianik