Kelanggkaan pupuk bersubsidi yang mengharus para petani di Jember membeli pupuk non subsidi. (Foto. Repro)

Banyuwangi Dapat Tambahan Jatah Pupuk Bersubsidi

Radiobintangtenggara, BANYUWANGI  – Kelangkaan pupuk bersubsidi di Banyuwangi tentu menjadi cerita tersendiri bagi petani. Merespon terkait jatah pupuk bersubsidi untuk petani di kabupaten Banyuwangi. Arief Setiawan, Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi sempat menyampaikan pemaparannya.

Menurut Arief jatah pupuk bersubsidi untuk petani di kabupaten Banyuwangi melebihi target jatah awal pengajuan. Jatah pupuk bersubsidi untuk petani di kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 2021 mengalami peningkatan dibanding tahun 2020.

Pemkab Banyuwangi juga memberi pupuk organik gratis kepada petani untuk kebutuhan 400 hektare ditiap kecamatan secara gratis.  Hal itu adalah upaya dalam menjaga ketahanan pangan daerah. “Sebab pihak Pemkab mendapat tambahan kuota pupuk bersubsidi dari pusat untuk 2021,” katanya saat mengudara di FM 95,6 Bintang Tenggara Banyuwangi. Kamis, (21/01).

Data Dinas Pertanian selama ini Banyuwangi telah menjadi lumbung pangan Jawa Timur. Bahkan selama pandemi di 2020 lalu, produktivitas padi Banyuwangi melampaui target dengan surplus 350.000 ton padi. ARIEF mengatakan nantinya tiap desa bisa mendapatkan sekitar 30-40 hektare pupuk organik cair gratis. Program ini juga telah berlangsung pada 2020.

Dengan pemberian pupuk organik cair gratis itu, lanjut Arief, diharapkan dapat membantu kebutuhan pupuk petani. Selain itu, pupuk organik yang kami berikan sebagai upaya Dinas Pertanian agar petani mulai beralih ke pertanian organik yang lebih ramah lingkungan, dan prospek pasarnya yang bagus ke depannya.

Terkait pupuk subsidi dari pemerintah pusat, Arief menjelaskan, Banyuwangi mendapat jatah melebihi target yang diperkirakan. “Dari target mendapat pupuk urea 49.000 ton, ternyata Banyuwangi mendapat 59.000 ton pupuk urea,” ujarnya.

Nantinya petani yang bisa mendapatkan pupuk urea subsidi harus masuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang disusun oleh kelompok tani didampingi petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di lokasi masing-masing. 

Fareh Hariyanto

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *