BINTANG TENGGARA – Menjelang hari raya Idul Adha, Banyuwangi melakukan antisipasi terhadap peredaran hewan kurban yang menderita penyakit. Di antaranya dengan munculnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol di sejumlah daerah.
“Kami terus memantau peredaran hewan kurban di Banyuwangi. Baik yang ada di sejumlah peternak ataupun yang akan didatangkan dari luar, semua harus bebas dari penyakit. Khususnya penyakit LSD,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Nanang Sugianto, Selasa (30/5/2023).
Penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut dilaporkan telah menyerang empat ekor sapi di Kabupaten Jember. Sampai saat ini, virus ini baru menyerang sapi atau kerbau.
“Di Banyuwangi sendiri, belum ada laporan. Tapi, sebagai antisipasi kita telah menyiapkan 700 dosis vaksin untuk penyakit ini,” tegas Nanang.
700 dosis vaksin yang disediakan tersebut, imbuh Nanang, akan dibagikan kepada hewan ternak di Kabupaten Banyuwangi. Terutama pada tiga wilayah yaitu, Kecamatan Licin, Kecamatan Purwoharjo, dan Kecamatan Tegaldlimo yang menjadi sentra ternak Banyuwangi.
“Tahap pertama ini, kami salurkan ke sapi perah. Sebab sapi perah ini paling rentan terhadap penyakit,” jelasnya.
Hewan ternak yang terjangkit LSD mudah dikenali dari bentuk fisiknya. Salah satu cirinya terdapat benjolan keras semacam cacar pada kulit. Biasanya pada areal perut, leher serta punggung hewan tersebut.
“Bila ada tanda- tanda yang mengarah ke gejala klinis mirip seperti LSD, maka peternak diharapkan segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat,” ajaknya.
Sebagai langkah antisipatif, imbuh Nanang, juga dilakukan pengecekan intensif di sejumlah pasar hewan di Banyuwangi.
“Kami secara kontinyu mengecek hewan ternak ini, berbarengan dengan masih terus dilakukannya vaksinasi PMK. Ada 11 tim yang kami turunkan dengan 28 petugas medik dan paramedik di dalamnya,” pungkasnya.***