Cluring – Sehari sebelum menunaikan ibadah puasa, nampaknya menjadi momen yang paling ditunggu – tunggu oleh Muslikah, 57, warga Dusun Kepatihan, Desa/Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi.
Betapa tidak, menjelang puasa dapat dipastikan setiap orang yang mempunyai sanak saudara yang telah meninggal dunia akan melakukan nyekar ke kuburan dimana saudaranya dimakamkan.
Nyekar atau istilah lain tabur bunga merupakan tradisi ziarah ke makam leluhur untuk menabur bunga dan berdoa. Biasanya, ramai dilakukan sehari menjelang puasa dimulai dan sebelum hari raya idul fitri. Tradisi tersebut nampaknya sudah menjadi keharusan ketika akan ziarah ke makam leluhur.
Banyaknya warga yang berziarah, membuat kunjungan ke tempat pemakaman umum meningkat. Peluang itu pun dimanfaatkan Muslikah untuk mengais rejeki dengan cara menjual bunga tabur. Minggu (5/6)
Kepada radio bintang tenggara, Ia mengaku berjualan bunga tabur selalu rutin dilakukan setiap tahun menjelang bulan puasa. Muslikah yang dibantu seorang anaknya itu, membuka lapak dagangan di pinggir jalan depan tempat pemakaman umum yang berada di Kecamatan Cluring sejak pukul 13.00 WIB.
Harganya pun sangat terjangkau, satu rangkaian bunga yang dibungkus daun pisang segar hanya Rp 2500,-. Dari hasil berjualan bunga tabur tersebut, Muslikah bahkan bisa meraup keuntungan hingga ratusan ribu rupiah.
Kondisi ini tentunya sebagai keberuntungan bagi Muslikah, sebab di hari biasa ia hanya bisa meraup sedikit keuntungan dari hasil berjualan bunga tabur tersebut.
Rizki Restiawan