Prosesi Ngentas yang dipimpin oleh Romo Ageng Wijoyo Buntoro dari Sidoarjo serta Romo Rsi Hasto Dharmo dari Krembung Sidoarjo dan Romo Rahmadi Dharmo dari Batu Malang di pemakaman umum mbah kopek.

Entas Pangantesan, Prosesi Penyucian Roh Umat Hindu Banyuwangi

Muncar – Masyarakat Hindu Desa Kumendung, Kecamatan Muncar menggelar upacara entas pangentasan. Kamis (4/8)

Entas pangentasan adalah ritual adat hindu jawa untuk menyucikan arwah (atma) leluhur atau anggota keluarga yang telah meninggal dunia agar mencapai kesempurnaan menjadi Dewa Pitara.

Menurut ketua panita sekaligus sesepuh adat setempat, Untung Mardianto, dalam upacara entas pangentasan ini ada sebanyak 211 jenazah dari 43 KK yang diambil dari kompleks pemakaman mbah kopek. “Prosesi pertama adalah Ngentas yang artinya mengangkat roh untuk disucikan,” ungkapnya.

Setelah dibacakan doa, selanjutnya arwah anggota keluarga yang akan disucikan tersebut, disimpan di sebuah kendi berbalut kain berwarna putih dengan berbagai macam sesaji didalamnya.

Prosesi Nuntun Betara.
Prosesi Nuntun Betara

Selanjutnya kendi tersebut dibawa anggota keluarga masing masing untuk kemudian diarak menuju Candi Luhur Moksajati Dalem Puri Blambangan yang berada di Dusun Sumberjoyo, Desa Kumendung, Kecamatan Muncar. Upacara ini dinamakan prosesi Nuntun Betara.

Ruh leluhur yang sudah menjadi dewa itu selanjutnya diletakkan di pelinggihan suci dalam candi. Inilah yang disebut Ngelinggihan. “Ada tiga prosesi memang dalam upacara ini,” katanya kepada radio bintang tenggara.

Prosesi Ngelinggih di Candi Luhur Moksajati Dalem Puri Blambangan yang berada di Dusun Sumberjoyo, Desa Kumendung, Kecamatan Muncar.
Prosesi Ngelinggih di Candi Luhur Moksajati Dalem Puri Blambangan yang berada di Dusun Sumberjoyo, Desa Kumendung, Kecamatan Muncar.

Acara entas pangentasan ini kata Untung, merupakan kali pertama diselenggarakan di Kecamatan Muncar. “Entah kapan akan dilaksanakan kembali upacara entas pangentasan ini, tetapi semoga bisa dilanjutkan,” pungkasnya.

Upacara sakral ini dipimpin oleh Romo Ageng Wijoyo Buntoro dari Sidoarjo serta Romo Rsi Hasto Dharmo dari Krembung Sidoarjo dan Romo Rahmadi Dharmo dari Batu Malang.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi Sumanto, Wakil Ketua PHDI I Wayan Mertha, Kapolsek Muncar Kompol Agus Dwi Jamtiko dan Papi Johan selaku tokoh masyarakat hadir dalam prosesi ini.

Rizki Restiawan

About Rima Indah

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *