Pendeklarasian tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko. (Foto. Istimewa)

Kelurahan Penataban Banyuwangi Deklarasikan Diri Bebas dari ODF

Radiobintangtenggara.com, BANYUWANGI – Kelurahan Penataban Banyuwangi mendeklarasikan diri bebas dari Open Defecation Free/ODF alias Buang Air Besar Sembarangan. Pendeklarasian tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Jumat (22/2).

Secara bersama-sama Camat Giri, Lurah Penataban beserta jajarannya mendeklarasikan bahwa 100 persen warganya berupaya tidak BAB di sembarang tempat. Selalu siap mempertahankan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Siap berbagi pengalaman dengan siapa pun yang membutuhkan dalam rangka Banyuwangi sehat.

Serta siap mewujudkan Banyuwangi yang bersih dan hijau dengan Desa Siaga melalui gerakan masyarakat mandiri menggunakan jamban. Selain deklarasi bebas ODF, dicanangkan pula gerakan Penataban Peduli Sosial (P2S) untuk membantu warga Penataban yang kurang mampu.

Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko menyampaikan rasa terima kasihnya karena masyarakat sudah sadar untuk tidak buang air sembarangan. “Terima kasih karena warga Penataban sudah sadar untuk tidak BAB di sembarang tempat. Semua sudah punya jamban di rumahnya masing-masing. Tentunya ini sangat baik demi menjaga lingkungan yang sehat ke depannya,” ujar Yusuf.

Yusuf pun juga mengapresiasi Kelurahan Penataban yang aktif dalam kegiatan sosial lewat peresmian P2S. “Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Kelurahan Penataban. Kalau ada kegiatan seperti ini di seluruh desa dan kelurahan, ini sangat luar biasa dampaknya bagi masyarakat. Pemkab pun akan sangat terbantu. Sehingga untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengentaskan kemiskinan, pemkab tinggal mem-back up saja sehingga tingkat kemiskinan bisa menurun drastis,” tutur Yusuf.

Sementara itu, ditambahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, dr Widji Lestariono, Pemkab Banyuwangi mencanangkan sebelum Agustus 2019, seluruh desa/kelurahan di Banyuwangi sudah bebas ODF. “Kami mencanangkan sebelum Agustus 2019, dari 217 desa/kelurahan di Banyuwangi seluruhnya sudah bebas ODF. Saat ini yang sudah bebas ODF mencapai lebih dari 75 persen. Sisanya akan kita tuntaskan sebelum Agustus,” beber dr Rio, sapaan akrabnya.

Menurut Rio, kondisi bebas ODF ini penting karena dari aspek medis atau kesehatan, BAB sembarangan atau pun BAB di sungai berpotensi menularkan banyak penyakit. “Ini berpotensi menularkan banyak penyakit seperti tipus, hepatitis, diare, dan muntaber. Selain dari aspek sosial juga tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat,” tandas Rio.

Selain itu, tambah Rio,  tentunya juga  menyesuaikan dengan dinamika Banyuwangi, dimana Pemkab Banyuwangi menempatkan pariwisata sebagai program unggulan. Semakin banyak wisatawan yang datang ke Banyuwangi, tentu mereka juga akan melihat kondisi yang ada di Banyuwangi.

”Tentu kita malu jika di Banyuwangi yang dipromosikan sebagai daerah yang bersih, namun mereka mendapati ada orang  BAB di sungai, apalagi di destinasi yang memanfaatkan areal sungai seperti di lokasi rafting di Kecamatan Songgon. Mereka akan jijik dan tidak mau datang ke destinasi tersebut. Sebab hidup bersih dan tidak BAB sembarangan  adalah atensi utama warga yang hidup di negara –negara maju,” kata  Rio lagi.

Di balik pencanangan ini, ada kerja bareng  aparat Kelurahan Penataban dengan warga sekitar yang gigh mengupayakan program bebas ODF ini. Lurah Penataban, Wilujeng Esti Utami mengatakan, tak semudah membalik telapak tangan untuk mengajak warganya tak lagi BAB sembarangan.

“Awalnya sulit, harus telaten dan pendekatan persuasif untuk merubah mindset warga. Sebelumnya masyarakat sini banyak yang BAB di sungai. Pelan-pelan ini berubah, seiring dengan ajakan  hidup bersih, bebas sampah dan bebas ODF yang selalu kami sosialisasikan setiap saat, utamanya sambil melakukan kerja bakti di sekitar,” tutur Wilujeng.

Saat ini, imbuhnya, pihaknya mengacu pada kepemilikan jamban  100 persen. “Baru 70 persen yang memiliki jamban, sisanya yang 30 persen akan ditindaklanjuti dengan dibantu dibuatkan jamban. Begitu juga dengan WC-WC umum yang ada di Kelurahan Penataban yang  selama ini saluran pembuangannya diarahkan ke sungai, akan dibuatkan septic tank agar tak lagi tersalur ke sungai,” pungkasnya.

Kegiatan yang berlangsung di areal TK Khotijah V, Penataban ini juga dimeriahkan dengan senam bersama yang diikuti warga masyarakat sekitar.

SULTONI SYAH

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *