Proses Evakuasi Jenazah Bambang korban tersambar petir di Dusun Tegalwero Desa Blimbingsari Banyuwangi Rabu Sore 21 Maret 2018. (Foto. Wicaksono)

Eka Muharam : Hujan Deras dan Angin Kencang Dampak Siklon Makrus

Radiobintangtenggara.com, BLIMBINGSARI –  Cuaca buruk di Banyuwangi, menelan korban jiwa. Seorang warga asal Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, dilaporkan meninggal tersambar petir pada, Rabu (21/3/2018) petang.

Korban diketahui bernama Bambang (45). Dia tersambar petir saat berada di areal persawahan di Dusun Tegalwero Desa/Kecamatan Blimbingsari.

Menurut saksi mata, Zainal yang juga sedang beraktivitas di sawah, saat hujan lebat disertai dengan petir korban sedang mencari rumput.


“Tidak berselang lama, tiba-tiba petir menyambar sangat keras dan mengenai korban,” katannya.

Sambaran petir itu, lanjut Zainal terlihat meninggalkan luka bakar ditubuh korban. Baju yang dikenakan terlihat tercabik dibeberapa bagian.

“Jenazah korban tadi langsung dievakuasi warga untuk diantarkan ke rumah duka,” tambahnya.

Selain itu, hari ini sejumlah wilayah di Banyuwangi dilanda cuaca buruk, sore tadi. Selain menelan korban jiwa, dilaporkan banyak pohon tumbang dan membuat arus lalu lintas macet.

Eka Muharam Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi mengungkapkan jika hujan deras yang disertai angin kencang yang terjadi di beberapa wilayah di Banyuwangi, pada Rabu (21/3) sore, merupakan imbas dari Siklon Tropis Markus.

Menurut Eka, Siklon itu bergerak dari Samudera Hindia menuju ke Benua Australia. Sehingga, akibatnya cuaca ekstrem akan melanda kawasan Jawa Timur, khususnya Banyuwangi.

Siklon tersebut mengakibatkan munculnya hujan deras, angin kencang dan membuat gelombang laut menjadi tinggi selama tiga hari ke depan.

“Bahkan,  menurut BMKG Maritim Surabaya, potensi gelombang tinggi mencapai 3 hingga 6 meter di selatan laut Jawa,” katanya.

Selain itu, BPBD juga menyampaikan bahwa kawasan Banyuwangi rawan terjadi pergerakan tanah. Sehingga kawasan dataran tinggi seperti Gumitir rawan longsor.

Cuaca ekstrem ini, lanjut Eka, terjadinya tidak bisa diprediksi secara periodik, namun sebelum terjadi muncul tanda tanda khusus.

“Oleh sebab itu kami menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terutama nelayan di pesisir selatany,” pungkasnya.

IRUL  dan RIZKI

About Fareh Hariyanto

Check Also

KAI Daop 9 Jember ‘Jangan Berada di Jalur kereta api, Berbahaya!’

BINTANG TENGGARA – Pada pukul 03.40 WIB masinis kereta api Wijayakusuma relasi Cilacap – Jember …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *