Pelajar Dibawah Umur Mengendarai Motor Kembali Ramai di Banyuwangi

Selain memang tidak diperbolehkan karena belum cukup umur, rata-rata mereka mengendarai motor masih sangat labil dan tidak paham soal rambu lalulintas. Sehingga hal ini cukup berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
Bahkan mereka seringkali mengabaikan alat keselamatan dalam berkendara. Mirisnya, para orangtua seakan membiarkan dan sengaja memperbolehkan anaknya mengendarai sepeda motor.

Padahal sebelumnya, dari jajaran Satlantas Polres Banyuwangi sempat memberikan imbauan dan sosialisasi berupa program gerakan bersepeda ontel ke sekolah.

Diakui warga, awal program tersebut bergulir memang dirasa efektif. Banyak yang mentaati dengan memakai sepeda ontel ke sekolah. Namun lambat laun, program itu seakan hilang ditelan bumi.

“Dulu memang pertama ada program ini banyak yang tertib, tapi lama kelamaan kok luntur. Entah ini salah siapa, tapi sepertinya harus ada koordinasi lintas elemen,” ungkap Yusuf, salah satu warga Kecamatan Gambiran, Senin (23/7/2018).

Yusuf mengakui sosialisasi dari pemangku kepentingan juga dirasa kurang dan perlu digalakkan kembali agar bisa meminimalisir insiden kecelakaan di jalan raya yang melibatkan pelajar.
Sementara itu, salah satu guru saat ditemui TIMES , mengaku pihaknya tidak bisa berbuat banyak memproteksi siswanya yang menggunakan sepeda motor. Pihaknya hanya sebatas memberikan larangan ke sekolah saja, selebihnya tergantung orang tua.

Pantauan di lapangan, pelajar yang banyak menggunakan sepeda motor ke sekolah ada di kawasan Banyuwangi Selatan, seperti Kecamatan Srono, Muncar, Cluring, Gambiran, Purwoharjo, Genteng dan Purwoharjo.

MUHAJIR EFENDI