Para siswa di SDN 1 Campoan tengah menerebos derasnya air sungai demi untuk sampai ke Sekolahnya. (Foto. Zaini Zain)

Tidak Ada Jembatan Penghubung, Puluhan Siswa SD di Situbondo Nekat Terobos Derasnya Air Sungai

Radiobintangtenggara.com, SITUBONDO – Puluhan siswa SDN 1 Campoan, Kecamatan Mlandingan, harus menerobos derasnya aliran sungai untuk sampai ke sekolah. Para siswa tak memiliki pilihan lain, karena tidak ada akses jalan lain untuk mereka menimba ilmu.

Tidak adanya jembatan penghubung, membuat para siswa harus bertaruh nyawa untuk bersekolah. Musim penghujan seperti sekarang ini, para siswa terancam hanyut terbawa air, mengingat debit air sewaktu-waktu bisa membesar.

Para guru SDN 1 Campoan bergantian piket di pinggir sungai di pagi hari dan siang hari saat jam pulang sekolah, mengawasi siswanya menyebrang sungai. Hampir dipastikan, para siswa basah kuyup terkena air sungai saat menyebrang.

Baca Juga. Ekosistem Terganggu, Ribuan Ulat Bulu Serang Permukiman Warga di Situbondo

Menurut Muhammad Fadli, salah seorang siswa, setiap hari dirinya dan temannya menerebos derasnya aliran sungai untuk bersekolah. Untuk menyebrang, para siswa berkumpul lebih dulu kemudian bergandengan melewati bebatuan sungai.

“Jika ada siswa tergelincir tidak akan terjatuh, karena tangannya sudah berpegangan dengan siswa lainnya,” katanya.

Siswa kelas VI itu menambahkan, menyebrang sungai ke sekolah sejak masih kelas 1. Fadli mengaku, jika terjadi hujan lebat dirinya memilih tak bersekolah, jika karena takut hanyut terbawa arus sungai.

Sementara itu, salah seorang guru SDN 1 Campoan, Uswatun Hasanah mengatakan, di musim penghujan aktifitas belajar mengajar  memang agak sedikit terganggu.

“Sulitnya akses ke sekolah membuat siswa kadang datang terlambat ke sekolah,” ujarnya.

Baca Juga. Pemkab Situbondo Usulkan 200 Rekrutmen CPNS Tahun 2018

Uswatun Hasanah menambahkan, tak hanya sering terlambat ke sekolah, para siswa kadang tak bisa pulang karena sedang turun hujan lebat. Para guru harus menemani siswanya hingga sore hari di sekolah.

Uswatun Hasanah mengatakan, sebanyak 24 siswanya tetap giat bersekolah meski harus menyebrang sungai. Meski demikian, Uswatun mengaku tetap khawatir.

“Mengingat jika sedang turun hujan lebat akan sangat sulit menyebrang sungai,” kata Uswa.

Tak hanya menggagu aktifitas siswa yang akan pergi ke sekolah, tidak adanya jembatan juga menggangu aktifitas warga setempat. Warga yang memiliki sepeda motor, harus memikul motornya bersama-sama menyebrang sungai.

Baca Juga.

Di sungai Campoan sebenarnya pernah di banguan jembatan penghubung menggunakan dana PNPM Mandiri 2011 silam. Namun jembatan tersebut tak bertahan lama, karena ambrol terbawa arus sungai.

“Jika musim kemarau, warga biasanya membangun jembatan sementara,” pungkasnya.

ZAINI ZAIN

About Fareh Hariyanto

Check Also

Dankormar Tinjau Program Ketahanan Pangan di Puslatpurmar 5 Baluran

Radiobintangtenggara.com , Situbondo – Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, M.Tr. (Han)  …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *