Radiobintangtenggara.com, BANYUWANGI – Ajang selancar internasional paling bergengsi dunia, World Surf League (WSL), bakal di gelar di Pantai Plengkung (G-Land), Banyuwangi, akhir pekan ini. Event dunia itu dijadikan momentum oleh Pemkab Banyuwangi untuk berkolaborasi menggalang peningkatan kualitas pengelolaan sampah di sekitar Taman Nasional Alas Purwo, tempat Pantai Plengkung berada.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, G-Land berada di area Taman Nasional (TN) Alas Purwo yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia dan sedang dalam pengajuan menjadi Geopark Dunia. Di kawasan tersebut terdapat banyak sungai. Pemkab Banyuwangi bersama NGO Sungai Watch dan warga setempat bergotong royong membersihkan aliran-aliran sungai yang berada di taman nasional tersebut.
”Ini menjadi wujud konkrit bahwa pariwisata sebagai umbrella, sebagai payung dari beragam program pengembangan daerah. Ibaratnya, sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui. ujar Ipuk, Selasa (24/05/2022).
Menurt IPUK ketika event pariwisata, dalam hal selancar dunia ini adalah sport tourism, berjalan, maka sekaligus semua bergerak untuk meningkatkan kebersihan di sungai, meningkatkan kualitas infrastruktur secara bertahap, meningkatkan kualitas SDM, merawat kearifan lokal, dan tentu saja menggerakkan ekonomi masyarakat.
Sungai Watch sendiri adalah NGO yang digawangi Gary Bencheghib dan Sam Bencheghib, dikenal dengan aktivitasnya yang giat membersihkan sungai di Pulau Bali. Berawal dari membersihkan sampah plastik di pantai-pantai Bali, mereka lantas juga membersihkan sampah sungai dan melibatkan banyak relawan sungai.
“Kita mulai bersih-bersih sungai di Alas Purwo. Kami memilih untuk membersihkan sungai yang merupakan jalur utama sampah plastik sebelum menuju ke laut. Kita didukung Pemkab Banyuwangi dan penyelenggara WSL untuk membantu membersihkan G-Land,” kata Gary saat berbincang dengan Bupati Ipuk .
Gary mengatakan, selama satu pekan mereka akan membersihkan sampah di sepanjang 15 km garis pantai. Ada puluhan titik yang menjadi target mereka di kawasan TN Alas Purwo. Selain melibatkan relawan Sungai Watch, mereka juga dibantu warga setempat. Mereka akan memasang 20 jaring di sungai untuk membersihkan sampah di sana. Hingga hari ketiga, setidaknya 3 ton sampah berhasil dibersihkan.
“Setelah tiga hari turun, kita lihat di sini sungainya juga banyak sampah yang terbawa laut. Banyak yang organik, namun yang anorganik (limbah rumah tangga) juga banyak. Sampah plastik, stereofoam di mana- mana, paling banyak volumenya,” ungkap Gary.
“Tidak hanya dari Banyuwangi, namun hasil identifikasi sementara ada sampah yang dari daerah lain pula. Padahal tidak ada yang tinggal di Alas Purwo, sampahnya juga banyak, meski itu kiriman dari luar. Saat ini, tidak ada ‘paradise’ yang bebas sampah,” kelakarnya.
Dengan kompetisi ini, imbuh Bupati Ipuk, sekaligus kampanye untuk bersama-sama menjaga lingkungan di manapun kita berada. Seperti di Alas Purwo, padahal tidak ada penduduk yang tinggal di sana, namun banyak ditemukan sampah rumah tangga yang ada di pantai. “Sampah-sampah ini merupakan kiriman dari luar. Karena itu mari kita menjaga lingkungan di manapun kita berada,” katanya. (Far/RBT)