BINTANG TENGGARA – Untuk menjaga produktivitas pangan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya melahirkan petani milenial potensial sejak 2013 lalu. Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng Opik Mahendra mengatakan, pihaknya berusaha melakukan regenerasi petani agar muncul petani milenial di sektor pertanian dan perkebunan seperti melaksanakan pelatihan Manajemen Agribisnis Petani Milenial.
Pelatihan diadakan sesuai dengan materi yang relevan dengan milenial, seperti digitalisasi pertanian dengan menghadirkan narasumber yang bisa mengajari pemasaran menggunakan Google, marketplace, dan sejenisnya. Selama 10 tahun terakhir, setidaknya diadakan pelatihan petani milenial di setiap tahun. Bahkan 1000 peserta mengikuti pelatihan setiap tahunnya.
Opik menjelaskan kehadiran petani milenial dengan mayoritas jadi tenaga pemasaran menjawab kelemahan petani konvensional yang selama ini berhasil memproduksi secara berlimpah, tapi kesulitan memasarkan produk tani. Inovasi pemasaran yang demikian membuat petani milenial bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Dengan begitu kesejahteraan petani pun bisa meningkat.
Sebagai informasi Program pelatihan Manajemen Agribisnis Petani Milenial telah melahirkan empat Angkatan petani milenial di Jawa Tengah. Berdasarkan data 2019, jumlah petani milenial di Jawa Tengah pada 2019 sebanyak 975.600 orang atau 33,7 persen dari 2,88 juta petani di Jawa Tengah. Bahkan dari jumlah itu 57.600 orang di antaranya merupakan lulusan sarjana.