Ida Bagus Ketut Arimbawa, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem . (Foto. Istimewa)

Meski Kewaspadaan Meningkat, BPBD Minta Masyarakat Tidak Panik

Radiobintangtenggara.com, BALI – Dampak erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali menyebabkan hujan abu vulkanis dibeberapa kawasan. Informasinya, hujan abu terjadi di wilayah Desa Ban, Kecamatan Kubu. Sampai juga di Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli Bali. Kamis malam (10/01/2019).

Ida Bagus Ketut Arimbawa, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem menjelaskan saat erupsi terjadi warga sempat mendengar suara gemuruh yang bersumber dari Gunung Agung.

“Hasil komunikasinya dengan para perbekel, termasuk Pasebaya Gunung Agung, warga tak sampai panik,” katanya saat mengudara di FM 95,6 Bintang Tenggara Banyuwangi. Jum’at, (11/01/2019).

Menurut Arimbawa pihaknya terus melakukan edukasi kepada warga agar tidak panik dengan menyampaikan bahwa berdasarkan keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) erupsi kecil-kecil tetap akan terjadi dalam tubuh Gunung Agung Bali.

Pihaknya pun memastikan, jika ada potensi erupsi susulan yang lebih besar, pemerintah pasti memberikan rekomendasi kepada warga. Baik itu agar segera mengungsi, maupun upaya penyelamatan lainnya. “Saat ini tidak ada peringatan potensi erupsi lebih besar,” ujarnya.

Berdasarkan rekomendasi dari PVMBG masyarakat di sekitar Gunung Agung masih dihimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius empat kilometer dari kawah puncak.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan.

Berdasarkan data PVMBG, erupsi terjadi pukul 19.55 Wita. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi sekitar 4 menit 26 detik. diperkirakan bertepatan dengan erupsi, sejumlah warga di lingkar gunung tertinggi di Bali itu mendengar suara gemuruh, tapi tidak begitu keras. Jadi hingga informasi erupsi beredar luas, warga yang tergolong dekat dengan gunung  tetap tenang, namun waspada.

Fareh Yusuf

About Fareh Hariyanto

Check Also

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban. (Foto. Rendra Prasetyo)

Kepala Sekolah MI Baburrohmah Kalibaru Bercerita Saat Menemukan Korban Meninggal Dunia di Kebun Sengon

Heru Prayito, Kepala MI Baburrohmah Kalibaru (42) menceritakan kronologi saat ia bersama guru lainnya menemukan korban hingga akhirnya dikabarkan meningal dunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *